Komisi Penang­gulangan AIDS Ka­bupaten Tangerang mengungkapkan, hingga Juli 2011terdapat 27 balita yang positif menderita HIV. Dari jumlah tersebut, enam balita positif AIDS dan tiga di antaranya sudah meninggal dunia. Selain itu, KPA juga menemukan seorang pria penderita HIV/AIDS yang mempunyai 13 istri dan diduga telah menularkan virus mematikan itu kepada 13 istrinya.

Hal itu diungkapkan salah seorang pengelola KPA Kabupaten Tange­rang Hady Irawan, saat acara pen­didikan tentang bahaya dan cara penularan HIV/AIDS oleh KPA Provinsi Banten di kantor KPA Kabupaten Tangerang, Rabu (14/12).

Hady menuturkan, ke-27 balita positif HIV itu tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang. Umumnya, balita itu tertular dari orang­tua yang lebih dulu menderita HIV/AIDS. Balita yang meninggal karena kehilangan kekebalan tubuh akibat virus HIV yang berkembang di sel-sel darah putih.

“Berdasarkan catatan akumulatif KPA tahun ini, sudah 27 balita berusia 0-5 tahun menderita HIV. Dari jumlah itu, tiga balita memasuki fase AIDS dan tiga balita lainya dinyatakan meninggal dunia,” tutur Hady.

Sedangkan temuan KPA terkait ditemukannya seorang warga yang mempunyai 13 istri dan po­sitif HIV, kini telah meninggal dunia di Kecamatan Curug. Diduga telah menularkan virus mematikan kepada 13 istrinya melalui hubungan suami-istri. Ber­da­sarkan hasil cek darah RSUD Tangerang, dari 13 istri mantan penderita HIV/AIDS tersebut, tujuh di antaranya positif HIV dan satu di antaranya meninggal akibat AIDS.

Sedangkan pemerik­saan kesehatan terhadap istri-istri lain dari penderita penyakit itu hasilnya belum dikeluarkan. “Pria dengan 13 istri tersebut telah meninggal. Tetapi dari hasil pe­merik­saaan terhadap 13 istri dari pria tersebut, terdapat tujuh orang istri yang dinyatakan positif HIV, dan seorang istrinya telah meninggal,” paparnya.

Hady menjelaskan, di wilayah Kabupaten Tangerang saat ini angka penderita HIV/AIDS terus meningkat. Berdasarkan data KPA hingga Juli 2011, setidaknya ada 420 orang yang terindikasi positif HIV dan 169 orang dipas­tikan positif AIDS. Jumlah pen­derita HIV/AIDS di Kabupaten Ta­ngerang tahun 2011 meningkat dari tahun 2010. Tren penyebaran HIV/AIDS terus mengalami perubahan. Seperti tahun 2003-2007 penderita HIV/AIDS didomi­nasi oleh mereka yang menggu­nakan narkotika melalui jarum suntik.

Tahun 2010-2011 beralih penyebaran penyakit HIV/AIDS lebih banyak disebabkan melalui hubungan seksual. Bah­kan jumlah pekerja seks ko­mersial terus meningkat di wilayah tertentu. “Di Kabupaten Tangerang sekira 1.200 perempuan pekerja seks dan pembeli seks itu sendiri mencapai 15-20 ribu orang. Bisa kita perkirakan berapa jumlah penderita HIV/AIDS baru yang tertular,” jelas Hady.

Sementara salah seorang pem­bicara dari KPA Banten Syaiful W Harahap mengungkapkan, HIV/AIDS dapat terjangkit bila ada kerusakan pada sistem keke­balan tubuh manusia atau disebut infeksi virus oportunistik. Akibat kurangnya sistem kekebalan, munculah berbagai macam penyakit seperti sariawan, diare, TBC, dan penyakit itu sulit untuk disembuhkan bagi penderita positif HIV/AIDS. Salah satu alasan mengapa virus ini sangat berbahaya, karena ma­suk kedalam sel-sel darah putih dan menjadikan sebagai pabrik baru untuk memproduksi HIV baru.

Karena itu, penderita harus diberikan obat antiretrovial (ARV) untuk menekan perkem­bangan HIV di dalam darah. “Setiap hari HIV rata-rata mem­pro­duksi 10 miliar sampai 1 triliun virus baru di tubuh penderita. Sel-sel darah putih tempat virus ini bersarang dan mencari sel-sel darah putih baru,” bebernya. Rm (35), salah seorang penderita HIV di Kabupaten mengatakan, dirinya dinyatakan positif HIV sejak 2007 seusai melakukan tes darah.

Ia mengetahui menderita HIV se­lang tujuh bulan setelah suami­nya yang juga positif HIV/AIDS me­ninggal. Dari hasil perka­winan de­­ngan suami yang mantan peng­guna narkoba, Rm dikarunia dua orang anak, salah satu di an­taranya di­nyatakan positif HIV. Ia me­nuturkan, suaminya selama ma­sih hidup terkena berbagai penyakit, seperti tipus dan TBC. “Le­bih baik terbuka sebagai pen­deritaAIDS demi kebaikan orang-orang ter­dekat,” pesan Rm. [rb]
Powered by Blogger | Theme by simplexdesign