Dalam aksi ini mahasiswa tidak melakukan orasi. Aspirasi mereka disampaikan melalui pamflet yang dibagikan kepada warga yang melintas di depan pendopo.
Dalam selebaran yang dibagikan, mahasiswa menilai birokrasi belum optimal karena masih adanya pejabat yang tidak memiliki kemampuan memimpin, dan adanya dugaan pejabat yang menerima setoran proyek. “Kami sengaja melakukan aksi tutup mulut karena setiap aksi buka mulut tidak pernah digubris. Harapan kami, aksi ini mampu membuka hati bupati dan wakil bupati untuk segera melakukan reformasi birokrasi,” kata Nipal Sutisna, peserta aksi yang ditemui usai aksi tutup mulut.
Dihubungi terpisah, Asda Bidang Administrasi Umum Pemkab Pandeglang Dodo Djuanda membantah visi Bebenah belum dilaksanakan. Kata dia, bupati dan wakil bupati saat ini sudah melakukan perubahan di antaranya memudahkan proses perizinan, membangun jalan dan gedung sekolah rusak, serta menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan memimpin. (red)